ALUMNI SMA N1 SAROLANGUN

Kamis, 29 September 2011

POTENSI DAERAH

by : ALbi Murdani
Kekayaan Tambang dan Energi Sarolangun
Potensi kekayaan sumber daya alam pertambangan dan energi di Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi, belum banyak dieksploitasi untuk dijadikan pemasukan pendapatan daerah dan masyarakat.
Potensi tambang dan energi kabupaten baru itu, yang belum dimanfaatkan optimal, seperti batu bara, emas, tembaga, biji besi, bahan baku semen, dan pasir kuarsa, kata Bupati Sarolangun Hasan Basri Agus di Jambi, Sabtu (21/7).
Jika potensi itu sejak dulu digarap mungkin kabupaten itu sudah maju dan tidak tertinggal seperti sekarang yang masih banyak memiliki desa-desa tertinggal dan pendidikan masyarakat rendah.
Kabupaten Sarolangun dibentuk pada 1999 berdasarkan UU No 54/1999 dengan jumlah penduduk 198.822 jiwa juga memiliki potensi minyak bumi 23 juta ton barel dan kini digarap 2.000 barel per hari.
Sedangkan cadangan batubara sebanyak 800 juta ton dengan kalori 5.000 hingga 6.000 kkal/gram, serta kandungan bahan baku semen 140 juta ton.
Melihat dari ketersediaan potensi sumber daya alam sebenarnya sangat menjanjikan untuk kesejahteraan rakyat, tetapi kenyataan dihadapkan berbagai masalah keterbatasan infrastruktur, dan masyarakat masih tertumpu di sektor pertanian.
Sebab itu Pemkab Sarolangun sampai kini terus mencari investor asing untuk menggarap potensi migas. Saat ini yang telah masuk yaitu Petrochina, dan BWP Meruap.
Sementara penggarapan batubara kini terus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar pembangkit listrik di luar Jambi, serta kebutuhan lokal. (kapanlagi.com)

Kembangkan Tanaman Nilam 150 Hektar
Pemerintah Kabupaten Sarolangun meningkatkan pengembangan tanaman nilam yang kini sudah mencapai 150 hektar, yang diusahakan oleh para petani yang bermukim di kawasan Bukit Barisan.Bupati Sarolangun, Hasan Basri Agus di Jambi, Sabtu (28/7) mengemukakan, animo warga Kecamatan Batang Asai untuk mengembangkan tanaman bahan baku minyak wangi itu kini terus berkembang.
Awalnya tanaman itu dikembangkan di areal puluhan hektar, namun kini warga sudah menyiapkan lahan seluas 150 hektar untuk ditanami nilam.
Warga yang mengembangkan tanaman nilam itu juga sudah membentuk kelompok tani, dan kini mereka mengajukan bantuan bibit pada pemerintah atau instansi terkait.
Dalam 100 kg daun kering nilam, 30% di antaranya menghasilkan sari pati minyak untuk dijadikan bahan baku minyak wangi, kosmetik dan lainnya.
Umur panen tanaman nilam itu selama delapan bulan, dan kini harga minyak mencapai Rp250 ribu per kg hingga Rp300 ribu/kg, sehingga cukup membangkitkan semangat warga terutama yang bermukim di daerah itu.
Tujuan pemerintah Kabupaten Sarolangun untuk mengembangkan tanaman nilam di sisi Bukit Barisan juga dalam upaya menjaga kelestarian hutan, agar warga yang bermata pencaharian sebagai penebang liar dapat diarahkan mengembangkan tanaman tersebut.
Instansi terkait diperintahkan untuk mengerahkan tenaga penyuluhnya membantu dan membina petani dalam mengembangkan tanaman nilam tersebut, bila perlu membangun pabrik penyulingan, yang selama ini dilakukan di Bengkulu dan Sumatera barat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar